Tentara Sipil

“TENTARA SIPIL”
Oleh Ade Nugraha
sumber foto : (https://sociopolitica.files.wordpress.com/2013/07/dialog-sipil-militer-copy.jpg)
Pembentukan organisasi yang terorganisir di bididang militernya  semakin mengingatkan kita akan kejadian di Cina pada masa pengambil alihan kekuasaan  kaum nasionalis oleh kaum komunis,hal itu dikarenakan organisasi oposisi mempunyai tentara yang kuat dan terlatih. Begitu pula di Indonesia, dengan adanya organisasi yang terorganisir di bididang militernya menimbulkan ke khawatiran , bagaimana jika terjadi keadaan seperti di Cina ? Yaitu kejadian dimana kaum komunis dapat menggulingkan pemerintahan nasionalis menggunakan kekuatan militernya dan memaksakan kehendaknya. Dalam perpolitikan selalu ada yang dinamakan penentang atau istilah keren masa kini disebut dengan oposisi, namun Indonesia adalah negara yang multi kultural sehingga kurang cocok  bila menerapkan suatu hukum yang dianggap benar oleh suatu organisasi tertentu. Terkadang kita sebagai akademisi pun keliru akan pengetahuan mengenai doktrin dan dogma, sehingga menimbulkan suatu pendapat yang dipaksakan. Perbedaann antara doktrin dan dogma diantaranya, dogma memiliki suatu konsep yang tidak dapat diperdebatkan dan berifat mutlak, mau tidak mau pemikiran yang dianggap dogma tersebut harus dituruti. Berbeda dengan doktrin, doktrin bisa diperdebatkan dan bersifat tidak mutlak, oleh karena itu hukum yang dianggap oleh suatu golongan seringkali di klasifikasikan oleh mereka sebagai sebuah dogma. Padahal negeri Indonesia yang multi kultural ini adalah negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan ataupun persatuan, oleh karena itu kiranya tidak cocok memaksakan hukum suatu organisasi di indonesia. Kemudian organisasi tersebut muncul dan mempersenjatai diri dengan kekutan militer yang merupakan pasukan siap berperang melawan pemerintah. Sehingga karena sudah menjadi sebuah dogma, dikhawtirkan mereka lebih menjalankan  pemikirannya itu tanpa mengenal sejarah bangsa Indonesia yang terdiri dari beberapa ras, suku, dan agama.
Pemikiran Soekarno memanglah banyak terilhami dari pemikiran tokoh Cina yaitu Sun Yat Sen dengan pemikirannya mengenai San Min Chu I  atau tiga asas kerakyatan yang menggabungkan semua golongan menjadi satu dalam satu komando. Berikut adalah perjalanan singkat Cina hingga terbentuk RRC, perang dunia pertama telah membawa dampak yang begitu besar bagi negara-negara di dunia termasuk negara Cina. Cina yang mulai tahun 1911 dipimpin oleh Sun Yat Sen yang merupakan tokoh nasionalis dengan pemikirannya yang brilian, Ia hendak mempersatukan Cina yang berasal dari beberapa perbedaan baik itu kaum nasionalis, demokrasi dan komunis. Sebagai parter dalam reorganisasi tersebut ialah rusia, cina dan rusia mengadakan kerjasama terutama dalam bidang militer yaitu dengan mengirimkan chiang kai sek bersama pasukannya untuk mengadakan latihan-latihan. Maka pada tahun 1924 didirikanlah akademi militer whampoa.
Cita-cita persatuan belum terwujud, namun Sun Yat Sen terburu meninggal hingga cita-cita Sun Yat Sen di teruskan oleh Chiang Kai Shek. Cita-cita Sun Yat Sen untuk sementara bisa terwujud, namun setelah melakukan penaklukan ke daerah utara kemudian  pihak komunis meminta kursi di pemerintahan, Namun pihak nasionalis tidak menghendakinya, sehingga memunculkan kembali ketegangan diantara kaum komunis dan kaum nasionalis. Masing-masing mempunyai tentara mereka sendiri.persatuan dan pertentangan antara kedua kubu tersebut seringkali terjadi, mereka bersatu ketika melawan pengaruh luar dan kembali berpisah ketika pengaruh tersebut sudah tidak ada, namun pada akhirnya Mao Tse Tungyang menghendaki bahwa salah satu kekuatan kaum nasionalis ialah kaum intelektual , maka Mao Tse Tung berhasil mempengaruhi kaum intelektual. karena kecerobohan dari chiang kai sek akhirnya kaum intelektual memihak kepada kaum komunis, namun bukan hanya intelektual, para buruh tani juga banyak yang terpengaruh , sehingga menimbulkan suatu kelemahan bagi kaum nasionalis, yang berakibat pada tergulingnya chiang kai sek dan penguasaan daerah oleh komunis yang berakibat pada perubahan nama negara menjadi Republik Rakyat Cina (RRC).
Sejarah tersebut semakin mengingatkan kembali tentang bahayanya organisasi yang terorganisir di bididang militernya  yang siap untuk melakukan peperangan yang mereka anggap sebagi kebaikan menegakan hukum organisasi dan mereka anggap sebagi suatu dogma.

Lantas bagaimana sikap kita ? sebagai warga negara yang mencintai perdamaian dan menjunjung nilai-nilai kebhinekaan kita harus menjaga keutuhan dan keamanan negeri kita ini yang terdiri dari perbedaan-perbedaan baik itu ras, suku dan sagama yang merupakan suatu anugrah.
Share on Google Plus

About cempor

0 komentar:

Posting Komentar