Suara Aspirasi Tuk Mengembalikan Jati Diri



Oleh: Yuliana


Rabu 03/05/17 di gedung DPRD Ciamis telah terjadi audiensi terbuka, dimana dalam audiensi itu Sejarawan, Budayawan dan Termasuk Mahasiswa sejarah Universitas Galuh menuntut kepada pemerintah untuk pengembalian nama Kabupaten Ciamis  menjadi Kabupaten Galuh kembali.
Seiring dengan hal ini dalam pola gerakan sosial terdapat rasa romantisme, yang mempunyai makna yaitu munculnya rasa perdamaian dan kejayaan pada masa kerajaan dahulu. 
Disini juga para peserta audiensi menuntut kepada pemerintah Kabupaten Ciamis untuk dikembalikan menjadi Galuh yang dulu pernah berjaya dan berkuasa di tanah Pasundan, para peserta datang dari berbagai elemen seperti yayasan Kusumabrata, komunitas sejarah, komunitas budaya, serta tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, paguyuban dll, dari akademisi pun hadir dalam audiensi ini yakni perwakilan dari universitas Galuh prodi pendidikan sejarah yang mendukung penuh pengembalian nama Ciamis menjadi Galuh.
Dalam audiensi ini para peserta menuntut segera diubahnya nama kabupaten Ciamis menjadi kabupaten Galuh. Ada pula menurut kajian Prof A Sobana Hardjakusuma dan referensi lain bahwa :
-   Penggantian nama Galuh menjadi Ciamis dilakukan pada tahun 1915 karena alasan politis yang sudah tidak relevan.
-   Kata Galuh sendiri mempunyai makna sangat mulia yaitu : permata, inti atau qolbu sedang kata Ciamis diambil dari kata amis dalam bahasa jawa yang berarti hanyir dalam bahasa sunda bukan amis yang berarti manis, mengacu pada genangan darah yang terjadi setelah pertempuran yang pernah terjadi
Maka kami mendukung pergantian nama kabupaten kembali menjadi Galuh dengan catatan :
-   penggantian nama ini menjadi titik awal dari bersatu padunya seluruh potensi dan kekuatan warga Galuh yang ada di Kabupaten Ciamis maupun yang tersebar diberbagai tempat untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga Galuh dimanapun mereka berada sehingga kita semua terbebas dari kemiskinan lahir dan batin dan bisa memberikan kontribusi pada pembangunan daerah maupun nasional khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia seluruh warga negara kesatuan republik indonesia dimana pun mereka berada tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras atau golongan sebagai guru, pendidik, pelatih, perawat, pembina, pendamping, petugas, pinpinam anggota TNI/Porli, PNS, pengusaha, insinyur, peneliti maupun sebagai lembaga atau masyarakat.
Begitulah kiranya luapan aspirasi para peserta audiensi yang dituangkan dan dibagikan dalam selembar kertas, disini kami bukan ingin mengganti atau merubah nama namun kami ingin dikembalikan nama kami yang dahulunya memang Galuh bukan Ciamis. Semoga apa yang kita inginkan tercapai dengan kembalinya nama kejayaan daerah kita ini.
”pakena gawe rahayu pakeun heubeul jaya buana”
Pakena kerta bener pakeun nanjeur na jeuritan
Share on Google Plus

About rizky rinaldi

0 komentar:

Posting Komentar