TINGGALKAN KOMPETISI BANGUN KOLABORASI
Oleh: Sarip Hidayatuloh
Bertahun-tahun lamanya dunia pendidikan kita di bangun
dengan kompetisi, hingga HARDIKNAS puluhan kali, dunia pendidikan kita terus
dibangun dengan semangat kompetisi. Bukan hanya sisiwa yang dipaksa oleh sistem
pendidikan untuk berkompetisi, tapi gurupun demikian, dia selalu dipaksa untuk
terus berkompetisi bukan berkolaborasi.
Lihatlah,
banyak sekali ajang yang dibuat untuk mempertarungkan guru, dan akhirnya
lahirlah satu atau dua orang guru hebat, dan disaat yang sama lahirlah jutaan
guru yang terkalahkan. Lihatlah begitu banyak guru yang bangga menjadi Guru
Berprestasi atau sering dikenal dengan Gupres Kota/Kabupaten, begitu banyak
yang bangga menjadi Gupres Provinsi dan sedikit yang bangga menjadi Gupres
Nasional.
Mereka
hebat karena mengalahkan guru-guru yang lainnya, banyak yang bangga kepada
mereka. Tapi lihatlah, banyak guru yang jatuh dan dipermalukan karena gagal
menyandang Guru berprestasi, banyak diantara mereka yang kehilangan kepercayaan
diri karena tak menyandang gelar Guru berprestasi, bahkan mereka harus merasa
malu datang kesekolah karena terkalahkan.
Demikian
juga dengan siswa. Ketika dalam satu kelas terdapat 30 siswa, dan kemudian
mereka dipaksa untuk terus berkompetisi mendapatkan ranking satu oleh sistem
pendidikan yang dibuat oleh pemerintah, mereka berusaha menghalalkan segala
cara untuk menyandang gelar ranking satu. Ketika ada satu dua siswa yang
mendapat ranking terbaik, dan bangga dengan apa yang mereka capai kemudian
banyak guru yang bangga dan memberikan pujian kepadanya. Hingga tanpa kita
sadari telah banyak siswa yang tidak mendapatkan kebanggan itu, mereka dengan
terpaksa harus tersingkir dengan keputusasaan, tanpa pujian dan rasa bangga
dari orang lain dan juga dirinya. Dan ironisnya lagi, siswa yang kalah
seringkali tidak mendapatkan motivasi dari guru ataupun teman-temannya, tapi
seringkali mereka dipandang sebelah mata dan disisihkan, karena dianggap tidak
memiliki kompetensi yang baik.
Lihatlah,
sistem yang dirasa sangat baik telah membuat beberapa siswa berhasil dan
puluhan diantaranya mengalami kegagalan. Sistem ini telah membuat beberapa
orang sukses dan puluhan bahkan mungkin jutaan orang gagal. Karena mereka
terus-terusan dipaksa untuk berkompetisi bukan berkolaborasi. Olimpiade sains
begitu sedikit melahirkan orang yang juara, mengapa? Karena hanya sedikit orang
yang berstatus juara, dan sisanya mengalami kegagalan.
Isu globalisasi
memang telah memaksa kita untuk berkompetisi dan kita larut didalamnya.
Sehingga pendidikan kita telah melahirkan sedikit orang yang berhasil dan
sisanya telah tersingkirkan oleh sistem dan menjadi pecundang. Bahkan lebih
banyak diantara mereka yang berhasil bukan karena sekolah, tapi banyak diantara
mereka yang sukses karena sesuatu diluar sekolah. Bakat dan lingkungan yang
seperti ini boleh dikatakan telah tersingkir dan terkalahkan oleh sekolah.
BAGAIMANA MENURUT ANDA?
0 komentar:
Posting Komentar