KASTA,RASA DAN MAHASISWA
Oleh Ade Nugraha
Kasta merupakan stratifikasi
sosial atau tingkatan derajat manusia, beberapa hal yang menjadi indikator
dalam kasata diantaranya yaitu ilmu, pengalaman, harta, dll.
Rasa merupakan hasil yang timbul
akibat adanya rangsangan , dengan kata lain rasa muncul karena adanya aksi
sehingga menimbulkan suatu reaksi.rasa ini sangat umum dimiliki oleh manusia
sempurna sehingga memacu timbulnya suatu reaksi terhadap dirinya, entah itu
berupa malu, bahkan sampai pada tindakan yaNg radikal apabila ada suatu aksi
yang membuat dirinya sangat tertekan.
Mahasiswa adalah pelajar di
tingkat perguruan tinggi, maha berarti suatu ungkapan yang menyatakan tentang
lebih, kemudian ada siswa yang berarti pelajar seperti biasanya, jadi apabila
mahasiswa disatukan mengandung pengertrian lebih dari pelajar artinya segala
sesuatu yang dilakukan baik dari materi pengajaran , maupun sikap berbeda
dengan pelajar pada umumnya.
Mahasiswa di indonesia yang
mempunyai kedewasaan lebih dibanding siswa-siswa sebelumnya seperti siswa
sd,smp,sma ataupun ma,smk dan memiliki umur berkisar antara 17-25 tahunan
tingkat s1, sudah memiliki jiwa dan ego sendiri dan lebih berfikir kritis
dibandingkan dengan sebelumnya.
Lalu kenapa penulis mengambil
judul kasta,rasa dan mahasiswa ?, semuanya sangat berkaitan terutama bagi para
mahasiswa sendiri, terkadang mahasiswa dipandang terlalu pintar sehingga dosen
tak perlu terlalu intens mengadakan perkuliahan, namun juga terkadang dipandang
terlalu bodoh, sehingga mengakibatkan ketidak percayan terhadap mahasiswa,
ditambahkan lagi dengan ego antara dosen dan mahasiswa yang sama-sama tak mau
kalah , apalagi seorang dosen yang merupakan agen pengajar dituntut mempunyai
pengetahuan yang lebih.
Dalam suatu perkuliahan pasti
kita mendapatkan permasalahan terutama kebijakan dosen yang semena-mena, sebagai
contoh dosen menyuruh mahasiswa hadir minimal 15 menit maximal dari jam
seharusnya, tanpa menerapkan berapa menit batas kehadiran dosen untuk masuk , sehingga
ada anggapan bahwa dosen bertindak seenaknya,padahal mahasiswa dibelakang dan
setelah kegiatan perkuliahan selalu bilang mahasiswa selalu salah, mungkin
mahasiswa segan karena seorang dosen yang memberi nilai, sehingga apabila
bertindak ataupun menyampaikan masukannya takut berpengaruh terhadap nilai. Tulisan
ini semata - mata hanya mencoba menyampaikan lidah teman-teman yang ingin
adanya kontrak perkuliahan yang lebih jelas dan lebih seimbang antara dosen dan
mahasiswa, semoga tulisan ini menyadarkan mahasiswa tentang perlunya
berkomunikasi, juga untuk tenaga pengajar supaya dapat menampung masukan dari
mahasiswanya tanpa bertindak subjektif.
0 komentar:
Posting Komentar