Diskusi mingguan cempor (DIMIC) yang dilaksanakan pada malam minggu tanggal 23
September 2017, telah memberikan perspektif (sudut pandang) baru terkait
konflik yang terjadi di Rohingya, bahwa dari hasil kajian tersebut, konflik
yang terjadi di Rohingya bukan semata-semata atas dasar agama, tetapii atas
dasar etnis, dimana etnis Rohingya ini bukan merupakan etnis atau bagian dari
orang-orang Myanmar, karena dalam konflik yang terjadi hanya Muslim Rohingya
saja yang di bantai yang berada di Rakhine, sementara Muslim yang ada di tempat
lain seperti di Yangon dan tempat-tempat lain yang berada di Myanmar aman-aman
saja.
Diskusi tersebut dilaksanakan oleh komunitas belajar
mahasiswa sejarah yang berada di Universitas Galuh yang diberi nama cempor dan dihadiri oleh
beberapa elemen dengan tujuan memberikan sumbangan pemikiran dari berbagai sisi.
Cempor merupakan suatu kelompok belajar mahasiswa sejarah
yang ada di Universitas Galuh. Kelompok belajar cempor ini merupakan rintisan
beberapa mahasiswa sejarah Universitas Galuh Ciamis. Komunitas belajar Cempor
ini terbentuk atas dasar adanya rasa resah dari mhasiswa sejarah karena mulai
berkurangnya rasa kesadaran khususnya dari kaum muda terkait pentingnya
pendidikan baik yang bersifat formal ataupun nonformal. Melihat fenomena yang
terjadi ini, beberapa mahasiswa mulai tergugah untuk membentuk suatu kelompok
belajar yang disebut Cempor dengan tujuan untuk dapat memberikan ”penerangan
dalam kegelapan ilmu pengetahuan”.
Langkah pertama yang diambil oleh cempor ini, yaitu dengan
mengadakan Diskusi Mingguan cempor (DIMIC). Diharapkan dengan adanya diskusi
ini para mahsiswa khususnya, dapat saling bertukar pikiran terkait apa yang
menjadi pokok pembahasan dalam diskusi. Namun walaupun demikian, DIMIC ini
tidak hanya terbatas pada mahasiswa saja tetapi juga terbuaka untuk umum.
Pada tanggal 23 september 2017, Cempor telah melaksanakan
Diskusi pertamanya yang bertempat di Ruang 4 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh Ciamis yang diketuai oleh Ade Nugraha dan Sarip
Hidayatuloh sebagai ketua penyelenggara, pada diskusi pertama tersebut dihadiri
oleh sekitar 40 peserta, yang terdiri dari Organisasi Internal dan eksternal
kampus, beberapa mahasiswa dari kampus lain salah satunya IAID, para seniman
dan dosen, juga beberapa siswa dari SMA/MA/SMK yang ada di Kab. Ciamis.
Tema yang diamibil Cempor dalam DIMIC (Diskusi Mingguan
cempor) yaitu “Menciptakan Manusia yang Mampu Memanusiakan Manusia dan Menjadi
Manusia yang Manusiawai” dan untuk pokok pembahasannya yaitu “Melihat Akar
Konflik Rohingya”. Yang dikaji terkait konflik Rohingya yaitu dari segi
politik, ekonomi, etnis, agama, dan wilayah.
Tujuan kedepannya yang diharapkan yaitu mengajak
kawan-kawan mahasiswa khususnya di Universitas Galuh untuk dapat lebih brfikir
kritis, tidak mudah termakan hoax, dan mampu menjadi manusia yang memanusiakan
manusia dan menjadi manusia yang manusiawi. Kemudian disamping itu, diharapkan
cempor ini tidak hanya terbatas di ruang lingkup kampus saja, tetapi dapat
terbuka lebih luas lagi. Dan dapat menjalin hubungan kerjasama dengan komunitas
lain untuk dapat meningkatkan kesadaran terkait pentingnya pendidikan baik yang
bersifat formal ataupun nonformal.
0 komentar:
Posting Komentar